Bisakah tempelengan, tendangan, jotosan, dan kekerasan lain
mengubah seseorang anak yang semula nakal menjadi baik…?! BISA. Ada cukup
banyak kisah pribadi yang diceritakan oleh orang-orang yang setelah menerima
kekerasan baik di sekolah mau pun di rumah lalu BERUBAH menjadi baik. Jadi Anda
tidak usah membantah hal ini.
Jangankan ditempeleng, ditendang, dijotos, apalagi cuma
dicubit, sedangkan dipenjarakan pun bisa membuat seseorang berubah menjadi baik
setelahnya. Banyak kisah orang-orang yang berubah menjadi baik setelah
dipenjarakan. Bahkan banyak pemimpin dunia ini yang justru lebih berkibar
setelah dipenjara.
Al-Qur’an sendiri mencatat kisah tentang kekerasan dalam
rumah tangga yang justru membuat seorang nabi menjadi sukses menjadi pejabat
tinggi. Kisah Nabi Yusuf yang mendapatkan kekerasan dari saudara-saudaranya
sendiri adalah contohnya. Jika saja Yusuf muda tidak dibuang dan dicemplungkan
ke sumur oleh saudara-saudaranya yang iri padanya maka mungkin perjalanan
hidupnya akan berkisar di kampungnya sendiri saja. Tapi Tuhan sengaja memberi
pengalaman hidup yang pahit pada Nabi Yusuf agar kehidupan beliau selanjutnya
menjadi terasah dan bersinar. Semua kisah tentang para nabi adalah kisah yang
sulit dan keras. Bahkan Tuhan ‘tega’ membuat Nabi Yunus ditelan oleh ikan paus
untuk membuat beliau sadar.
Jadi intinya adalah kekerasan dalam hidup bukanlah alasan
bagi seseorang untuk menyerah dan meratapi hidup. Dicubit oleh guru tidak perlu
membuat seorang tua sampai berniat memenjarakan gurunya.
Tapi tolong pahami pesan yang disampaikan oleh kehidupan di
sekitar kita dan juga kisah dalam Al-Qur’an itu baik-baik. Dihina, dibuli,
ditempeleng, dijotos, ditendang, dipenjara, dikucilkan, ditelan ikan paus, dll
BUKAN ALASAN bagi seseorang untuk menjadi lembek, mati semangat, putus asa,
hilang semangat hidup, dll. BUKAN…! Itu sekedar pengalaman dalam hidup yang
jika dimaknai dengan benar justru akan membuat seseorang menjadi bangkit
semangatnya untuk menjadi jauh lebih tangguh, lebih tabah, lebih baik, dll.
Tapi itu BUKAN ALASAN JUGA untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di rumah apalagi di sekolah. BUKAN…! Don’t get
it wrong.
Seseorang bisa saja berubah menjadi baik karena ditempeleng
oleh gurunya, tapi menempeleng bukanlah cara untuk membuat seseorang menjadi
baik. Guru yang mengira kata-kata kasar, hardikan, tempelengan, cubitan,
‘menjendul’ kepala siswanya (apa ya bahasa Indonesianya?) adalah cara untuk
membuat siswanya menjadi baik mungkin perlu kembali lagi belajar tentang metode
pendidikan. Tolong HINDARI kekerasan dalam mendidik anak mau pun siswa.
Hardikan, bentakan, pukulan, tendangan, bantingan, dll bukanlah bagian dari
pendidikan KECUALI di pendidikan militer DI LAPANGAN. (we can discuss about it
later).
Seseorang bisa menjadi pemimpin bangsa yang hebat karena
dipenjara bertahun-tahun tapi memenjarakan seseorang bukanlah cara untuk
menjadikan seseorang menjadi pemimpin. Jangan pernah berpikir untuk menjadikan
penjara sebagai metode untuk mencetak pemimpin-pemimpin tangguh. Apalagi
berpikir untuk memasukkan anak Anda ke penjara sebagai bagian dari pendidikan
karena terinspirasi oleh kisah para pemimpin bangsa yang pernah dipenjaran. You
got the wrong message.
Nabi Yusuf menjadi seorang pribadi yang luar biasa karena
dibuang dan dicemplungkan ke sumur oleh saudara-saudaranya tapi tolong,
please…, please…, please…, jangan sekali-sekali berpikir untuk melakukan hal
ini pada saudara Anda. Never ever….!
Jadi kalau ada guru yang pernah mendengar kisah siswanya
yang berubah menjadi baik karena pernah dicubit atau ditempeleng olehnya jangan
lantas terinspirasi dan menganggap cubitan dan tempelengan tersebutlah metode
terbaik yang perlu dikembangkan di sekolahnya. Itu artinya Anda menerima pesan
yang salah. Pendidikan, baik itu di rumah atau di sekolah, haruslah dengan
kasih sayang dan bukan dengan kekerasan.
Berikut ini adalah pesan Allah pada nabi Muhammad agar
bersikap lemah lembut.
Ali Imran [3:159] Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.